Endang Handayaningsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menggapai Asa (8)
Tantangan ke 14

Menggapai Asa (8)

Tantangan Hari 14

Tantangan Hari ke (14)

Menggapai Asa (8)

// Tantangan ke (14)

Bu Naning melepaskan pelukannya. Roni sudah mulai tenang. Dia duduk di kursinya.

" Ibu minta, kamu menjawab pertanyaan ibu dengan jujur. Tidak usah takut !"

Roni mengangguk. " Tapi minum dulu !" Bu Naning menyuruh Roni minum. Roni mengambil gelas, dan minum tehnya.

Setelah Roni meletakkan gelas. Bu Naning melanjutkan, pertanyaannya.

" Mengapa kamu setiap hari terlambat, sampai di sekolah ?"

" Saya harus membantu ibu. Memandikan adik dan mengantarnya ke sekolah."

" Ibumu kemana ?"

" Pagi pagi, ibu harus masak. Untuk bekal kami bu !"

" Adikmu berapa ?"

" Adik saya dua bu, yang satu kelas satu di sini. Yang kecil masih taman kanak kanak."

" Mengapa tidak ibumu, yang mengantar adikmu ke sekolah ?"

Roni diam sejenak, menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Bu Naning. " Pukul tujuh, ibu harus berangkat bekerja bu !"

" Ibumu, bekerja dimana ?"

" Ibu saya bekerja, sebagai tukang cuci di tetangga sebelah."

" Pulangnya pukul berapa ?"

" Pukul sepuluh, ibu menjemput adik di sekolah bu. Setelah itu, ibu pindah kerja di tetangga yang lain. Sampai pukul satu ."

Mendengar cerita Roni. Bu Naning menarik nafas. Ikut merasakan, betapa berat kehidupan keluarga Roni.

" Apakah bapak ibu guru tahu, alasan keterlambatanmu ?"

Roni menggeleng. " Tidak ada yang tahu, bu !"

" Kamu tidak pernah menyampaikan alasanmu, mengapa kamu terlambat ?"

" Sudah tapi saya dikatakan malas, bangunnya kurang pagi, bu !"

Waktu semakin sore. Bu Naning menyuruh Roni pulang. Sebelumnya dipesan, supaya besok sore datang lagi. Roni mengangguk menyanggupinya. Dia menyalami dan mencium tangan Bu Naning, pamit pulang. " Selamat sore, bu !"

" Selamat sore, hati hati di jalan !" Pesan Bu Naning, kepada Roni.

Paginya, Roni datang ke sekolah lebih pagi. Teman temannya selesai mengucapkan Pancasila, dia sudah datang. Sempat ikut doa bersama, sebelum pelajaran di mulai.

Pagi itu jam pertama, pelajaran Bahasa Indonesia. Bu Naning memberi tugas kepada siswa siswinya untuk mengarang. Dengan thema, pengalaman pribadi.

Tugas mengarang, selain mendidik siswa menulis dengan baik. Juga untuk melatih siswa, menuangkan pikiran atau gagasan.

Bu Naning keliling kelas, dari bangku satu ke bangku yang lain. Tak satu siswapun yang terlewat dari pengawasannya.

Mereka mengerjakan tugas dengan tenang, tidak ada yang merasa tegang. Meskipun Bu Naning berada di dekatnya. Mereka merasa nyaman, tidak takut. Bahkan mereka dekat dan akrab dengan Bu Naning. Tapi tetap sopan dan hormat.

Bu Naning dekat dengan siswa siswinya. Tapi tetap menjaga jarak. Mengajar dengan hati. Penuh kasih sayang, tapi tetap disiplin. Penuh senyum, tapi selalu berlaku tegas. Ini yang membuat anak didiknya segan dan penuh rasa hormat. Bukan takut.

Bu Naning memperlakukan siswa siswinya, seperti putranya sendiri. Mereka diperlakukan sama. Sebagai anak anak yang harus disayang dan dikasihi. Sesuai dengan kepribadian, karakter masing masing. Karena tiap siswa memiliki kepribadian yang berbeda.

Bu Naning berusaha menyelami kepribadian siswanya satu persatu. Berusaha membimbingnya, sesuai dengan kesulitan masing masing. Jadi tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik dan membimbing.

Lonceng tanda istirahat pertama berbunyi. Sebelum istirahat para siswa mengumpulkan karangannya. Siswa yang lain berhamburan keluar kelas. Ada yang bermain di halaman, ada yang duduk duduk di taman. Ada juga yang membeli jajanan, di warung isteri penjaga sekolah.

Roni tetap duduk di bangkunya. Mengeluarkan bekalnya, untuk sarapan. Di rumah tidak pernah sempat sarapan. Harus mengantar adiknya dulu, yang sekolah di taman kanak.

Sebelum pergi ke ruang guru, Bu Naning berpesan kepada Roni. " Roni, nanti setelah selesai makan. Istirahat di luar ya, supaya mendapat udara segar !"

" Ya bu !" Roni menjawab, sambil menyelesaikan makannya.

* * * * * * * * * *

( Bersambung )

Nganjuk, 29 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sayang betul ya, Bu Naning sama Roni. Mungkin pada siswa lain juga sama, penuh perhatian. Hanya pada Roni ada perhatian khusus.

30 May
Balas

Etulah adikku, Bu Naning hatinya lirih melihat tatap mata Roni

02 Jul



search

New Post