Endang Handayaningsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ibu Aku Lelah
Ibu Aku Lelah

Ibu Aku Lelah

Gurusiana menuju 180(135)

// Pentigraf

Ibu Aku Lelah

Oleh :

Endang Handayaningsih

Mutia Merasakan kesepian yang amat sangat, sejak kepergian Roy. Anak semata wayangnya, merantau ke kota untuk menuntut ilmu. Rasa rindu yang selalu memenuhi hatinya kadang tak mampu ditahan. Hanya dengan doa dan menyebut nama Roy, Mutia menguatkan hatinya.

Perjuangan Mutia membesarkan Roy, sejak suaminya menghadap sang pencipta tak sia sia. Si buah hati menjadi seorang pemuda yang tampan dan baik, sangat cerdas. Berbakti kepada ibunya, mengerti dengan keadaan ibunya tak pernah mengeluh. Lulus SMA kuliah sambil bekerja, ibunya tak mungkin mampu membiayainya. Roy Bekerja sebagai kuli bangunan,tanpa mengenal lelah dan waktu. Dan dia lakukan tanpa sepengetahuan ibunya.

Empat tahun sudah, Roy merantau. Dia telah lulus menjadi sarjana, dan ingin pulang menemui ibunya. Ingin mempersembahkan, keberhasilan dari jerih payahnya. Selama kuliah dia hanya pulang satu tahun sekali, pada hari raya Idul Fitri. Selebihnya waktu digunakan untuk bekerja dan belajar. Ibunya kaget saat melihat Roy datang, dengan badan begitu kurus dan pucat. Mutia memeluk buah hatinya, tanpa mampu bicara.Roy terduduk berlutut, di pangkuan ibunya. " Ibu aku lelah !" Roy jatuh, dan ternyata dia telah pergi untuk selamanya. Selama ini ternyata dia menderita Cancer darah, dan tidak memberi tahu ibunya. Dia tak ingin ibunya bersedih

* * * * * * *

Semeru Indah, 29 September '20.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeeen pentigrafnya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

30 Sep
Balas

Amiiin...Matur suwun Dimas Saroni, hadir dan apresiasinya.Salam literasi, met malam.

30 Sep

Ini pentigraf repost ya, Kakak? Tetap menarik untuk dinikmati. Sedih dengan nasib Roy yang berjuang sendiri.

01 Oct
Balas

Aduh..kasihan Roy..fisik dan semangatnya menyerah..dan pergi selamanya....trenyuh hati ini

01 Oct
Balas

Kanker telah merenggut nyawa Roy. Kisahnya, keren!

02 Oct
Balas

Pasti ibunya sedih sekali....keren Bun.Pentigraf nya....sukses selalu...sak literasi

01 Oct
Balas

Amiiin...Terima kasih Diajeng say, hadir dan apresiasinya. Salam literasi.

02 Oct

Kasihan Roy, twisnya haru Bunda

02 Oct
Balas

Terima kasih Admin, acc nya.

30 Sep
Balas

Duuuh menyedihkan sekali endingnya buk..kereen..sehat dan sukses terus ya bun

01 Oct
Balas

Amiiin...Terima kasih Diajeng say kunjungan dan krisannya. Salam literasi, sukses y.

02 Oct



search

New Post